Ticker

6/recent/ticker-posts

Ketua DPRD Pacitan Ajak Milenial Bertani

Detikjurnal.com, PacitanKetua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi, menyerukan semangat baru bagi generasi milenial untuk tidak gengsi terjun ke sektor pertanian dan perkebunan. Di tengah derasnya digitalisasi dan gempuran tren pekerjaan modern, ia menegaskan bahwa pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi bangsa yang tidak boleh diabaikan.

“Kalau sektor pertanian dan perkebunan tidak kita jaga, ekonomi kita akan lemah, dan PDRB juga bisa turun,” tegas Arif Setia Budi saat ditemui, Jumat (9/5/2025).

Politikus Partai Demokrat yang akrab disapa ASB ini menyadari bahwa tantangan sektor pertanian saat ini cukup kompleks. Salah satunya adalah perubahan gaya hidup generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital, cepat, dan instan. Akibatnya, ketertarikan mereka terhadap dunia agraria pun menurun drastis.

Namun, ASB justru melihat peluang besar di tengah tantangan tersebut. Menurutnya, lonjakan harga sejumlah komoditas pertanian seperti kelapa, kopi, kakao, hingga gabah merupakan sinyal positif bahwa sektor ini memiliki prospek cerah ke depan.

“Kelapa sekarang sampai Rp25 ribu, kopi Rp75 ribu, gabah juga dibeli Bulog Rp6.500 per kilogram di sawah. Ini peluang yang menarik, tapi belum banyak diminati milenial,” jelasnya.

Ia menilai, banyak anak muda belum mampu membaca potensi ekonomi dari sektor pertanian. Kebanyakan masih mengejar tren pekerjaan yang dianggap ‘kekinian’ di media sosial, padahal bertani justru menawarkan peluang penghasilan yang stabil, bahkan bisa menjadi sumber utama.

“Bertani itu bukan pekerjaan kuno. Justru di era sekarang, dengan dukungan teknologi dan pasar yang luas, pertanian bisa jadi sektor yang sangat menjanjikan,” tutur ASB yang juga aktif mengelola kebun kelapa dan kopi miliknya.

Tak sekadar bicara, ASB menunjukkan komitmennya dengan tetap mengurus kebun di sela kesibukannya sebagai pimpinan DPRD. Baginya, memberi contoh langsung adalah cara terbaik menginspirasi generasi muda.

“Saya ingin memberi contoh langsung bahwa bertani itu bukan pekerjaan yang kuno, tapi justru punya masa depan cerah,” ujarnya.

ASB berharap ada sinergi lebih kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas petani muda untuk mendorong semangat generasi milenial kembali ke ladang dan kebun. Ia menekankan pentingnya program pemberdayaan yang lebih fokus pada pelatihan kewirausahaan, penerapan teknologi pertanian modern, serta akses pemasaran hasil tani.

“Kalau anak muda mulai melirik sektor ini, saya yakin pertanian kita akan jauh lebih kuat dan berdaya saing. Mereka punya energi, kreativitas, dan koneksi digital yang bisa jadi modal besar,” pungkasnya.

Dengan alam Pacitan yang subur dan hasil bumi yang melimpah, ASB optimistis bahwa pertanian akan menjadi sektor andalan di masa depan. Kuncinya adalah bagaimana generasi muda bisa menangkap peluang itu secara cerdas, konsisten, dan inovatif. (Red)